Selasa, 19 April 2011

Granuloma Giant Cell

PENDAHULUAN
Granuloma sel raksasa perifer terutama dikenal sebagai epulis sel raksasa adalah kondisi serupa tumor yang biasanya berkembang dari tepi bebas gusi. Istilah granuloma sel raksasa perifer lebih disukai daripada granuloma reparatif sel raksasa perifer. Lesi ini ditemukan pada semua kelompok usia, dengan puncak insiden tertinggi pada orang dewasa usia 30 tahun dan anak-anak selama periode gigi bercampur.1,2
Dalam bahan penelitian yang terdiri dari 173 penderita granuloma sel raksasa perifer, dijumpai bahwa tingkat terjadinya penyakit tersebut paling tinggi adalah pada periode gigi-geligi bercampur. Pada masa kanak-kanak granuloma lebih umum terdapat pada anak laki-laki daripada anak perempuan, setelah usia 16 tahun jumlah wanita yang terkena adalah dua kali jumlah laki-laki yang terkena. Mandibula sedikit lebih sering terkena dibandingkan terhadap maksilla dan lebih sering terjadi di daerah premolar-molar daripada di daerah incisivus-caninus. Kadang-kadang, lesi ditemukan pada daerah edentulous ridge alveolar.1,2
Granuloma giant cell perifer memiliki etiologi yang tidak diketahui, dengan beberapa perdebatan apakah lesi ini menunjukkan proses yang reaktif ataukah neoplastik. Walaupun demikian, kebanyakan ahli percaya bahwa granuloma giant cell perifer termasuk lesi yang reaktif.3
Granuloma giant cell perifer termasuk lesi reaktif yang jarang terjadi. Lesi ini juga dikenal sebagai giant-cell epulis, osteoclastoma, giant cell reparative granuloma atau giant cell hyperplasia dan myeloid epulis. Granuloma giant cell perifer termasuk lesi giant cell yang paling sering terjadi pada rahang dan berasal dari jaringan ikat periosteum atau dari membran periodontal, sebagai respon terhadap iritasi lokal atau trauma kronis.4,5

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Granuloma giant cell perifer merupakan nodul ekstraosseus yang terdiri dari proliferasi mononuklear dan multinukleasi giant cell yang berhubungan dengan vaskularisasi yang ditemukan pada gingiva atau ridge alveolar.2
Granuloma giant cell perifer adalah reaksi hiperplastik pada jaringan ikat gingiva yang didominasi oleh komponen seluler histiositik dan endotelial. Kedua jenis sel tersebut bercampur baur dan tersusun pada pola lobular yang dipisahkan oleh jaringan ikat fibrous yang mengandung pembuluh darah sinusoid yang besar. Nama lesi ini diambil dari kecenderungan histiosit mononuklear untuk membentuk giant cell multinukleasi yang luas; lokasi perifer (ekstraosseus) dari lesi ini lebih sempit, lebih cenderung ke tengah (intraosseus); dan gambaran klinis dari lesi gingiva ini mirip dengan respon terhadap granuloma yang reaktif. Faktor-faktor yang mengawali terjadinya lesi tidak diketahui. Lesi mengandung jaringan giant cell mirip dengan yang ditemukan pada bagian lain dari tubuh tetapi utamanya pada tulang.2
B. Etiologi
Penyebab granuloma giant cell perifer tidak diketahui, meskipun iritasi lokal yang disebabkan oleh plak gigi atau kalkulus, penyakit periodontal, restorasi gigi yang buruk, protesa yang buruk, atau pencabutan gigi, telah dianggap ikut berpartisipasi pada perkembangan lesi ini.3
Penelitian baru-baru ini, menggambarkan perkembangan dari granuloma giant cell perifer yang berhubungan dengan implan gigi. Granuloma giant cell perifer muncul sebagai akibat dari komplikasi yang tidak umum pada penempatan implan, berkembang dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah penempatan implan gigi.3
C. Gambaran Klinis
Lesi diawali dengan pembengkakan berbentuk kubah berwarna kemerah-merahan atau keungu-unguan pada papilla interdental atau ridge alveolar (Gambar 1). Pada pasien dentulous lesi sering terlihat lebih kemerahan disebabkan oleh adanya ulserasi yang terjadi ketika makanan dikunyah dan mengenai epitelium yang tipis dari massa yang menonjol. Lesi yang lebih luas biasanya mengelilingi satu atau lebih gigi, sering melibatkan ligamen periodontal, termasuk apeks gigi. Lesi ini menyebabkan hilangnya dan bergeraknya gigi. Pada daerah edentulous lesi berbentuk kubah, ungu, dan biasanya mempunyai permukaan yang utuh. Radiografi periapikal umumnya menunjukkan hilangnya lapisan superficial dari tulang kortikal, dan sisa tulang di bagian tengah yang tidak ikut terlibat.2
Granuloma sel raksasa perifer ditandai oleh suatu pembengkakan berbatas jelas , keras, dan jarang berulserasi. Dasarnya tidak bertangkai, permukaannya licin atau sedikit bergranula dan warnanya merah muda sampai merah ungu tua. Nodula tersebut biasanya beberapa mm sampai 1 cm diameternya, meskipun pembesaran yang cepat dapat menciptakan pertumbuhan besar yang mengganggu pada gigi-gigi disampingnya. Lesi tersebut umumnya tanpa gejala, tatapi karena sifatnya yang agresif, maka tulang alveolar dibawahnya seringkali terlibat dan membuat radiolusensi “peripheral cuff” superfisial patognomonik.6
D. Histopatologi
Gambaran mikroskopis menunjukkan susunan nodular dari jaringan giant cell dipisahkan oleh septum fibrous. Jaringan giant cell terdiri dari campuran mononuklear dan giant cell multinukleasi yang mendasari ekstravasasi sel darah merah (gambar 2). Terdapat beberapa pembuluh kapiler dan ruang sinusoid. Stroma fibrous menipis atau menebal, dan mengandung jaringan yang luas dan struktur dinding vaskular yang tipis. Kandungan hemosiderin dalam jumlah besar umumnya terdapat dalam jaringan giant cell dan mengelilingi komponen fibrous.2
E. Diagnosis Banding
Granuloma giant cell perifer dapat dibedakan dari osteosarcoma osteoblastic melalui beragam sel stroma dan kurangnya displasia pada sel-sel tersebut. Pada remaja, walaupun gambaran mitosis bervariasi, dan proliferasi aktif dari sel stroma mungkin membuat perbedaan ini menjadi sulit. Granuloma giant cell perifer tidak dapat dibedakan dengan brown tumor ekstraosseus dari hiperparatiroidisme yang jarang terjadi.3
F. Perawatan
Granuloma giant cell perifer dirawat dengan eksisi bedah, termasuk dasar lesi dan kuretasi tulang di bawahnya. Pembuangan yang tidak tuntas mengakibatkan kecenderungan yang jelas untuk kambuh.3,2 Pasien dentulous biasanya perlu pengangkatan satu atau lebih banyak gigi dan kuretase soket.2
G. Prognosis
Granuloma giant cell perifer memiliki prognosis yang baik.3 Kira-Kira 10% kasus yang dilaporkan dapat kambuh kembali, hal ini mungkin disebabkan oleh pengangkatan yang tidak sempurna.7
KESIMPULAN
Granuloma giant cell perifer terutama dikenal sebagai epulis sel raksasa adalah kondisi serupa tumor yang biasanya berkembang dari tepi bebas gusi.
Penyebab granuloma giant cell perifer tidak diketahui, meskipun iritasi lokal yang disebabkan oleh plak gigi atau kalkulus, penyakit periodontal, restorasi gigi yang buruk, protesa yang buruk,atau pencabutan gigi, telah dianggap ikut berpartisipasi pada perkembangan lesi ini.
Lesi diawali dengan pembengkakan berbentuk kubah berwarna kemerah-merahan atau keungu-unguan pada papilla interdental atau ridge alveolar.
Granuloma giant cell perifer dirawat dengan eksisi bedah. Pembuangan yang tidak tuntas mengakibatkan kecenderungan yang jelas untuk kambuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pindborg JJ. Atlas Penyakit Mukosa Mulut Edisi Keempat. Jakarta: Binarupa Aksara. 1994: p.170.
2. Philip SJ, Eversole LR, Wysocki GP. Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology 2nd. St.Louis Missouri: Mosby. 2004: p.292-4.
3. Allen C. Peripheral Giant Cell Granuloma. Available from: http://www.emedicine.com/DERM/topic685.htm. Accesed Oktober 20,2008.
4. Falaschini S, dkk. Peripheral Giant Cell Granuloma: Immunohistochemmical analysis of different markers. Study of Three Cases. Avances En Odontoestomatologia 2007; 23(4): 189. Available from: http://medind.nic.in/jao/t05/i2/jaot05i2p74.pdf. Accessed Oktober 20, 2008
5. Peripheral Giant
Cell Granuloma. Available from: http://www.maxillofacialcenter.com/BondBook/softtissue/pgcg.html. Accessed Oktober 20, 2008.
6. Langlais RP, Miller CS. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta:Hipokrates. 2000: p.20.
7. Neville BW, Damm DD, dan White D. Color Atlas of Clinical Oral Pathology. London: BC Decker Inc. 2003: p.286.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar